REJUNG SEMENDE (Asal-Usul)
Berbicara asal usul rejung, tentu tak lepas dari masyarakat suku semende sebagai pemiliknya. Asal usul rejung bermula dari sastra yang dituturkan untuk menyampaikan pesan. Peran pesan sebagai bentuk komunikasi yang mengandung makna tersirat dan tersurat. Tak heran jika zaman dahulu rejung juga berfungsi sebagai media komunikasi antara bujang dan gadis. Mereka tak saling bertemu muka, melainkan sang gadis di dalam rumah, sedangkan bujang berada di luar rumah atau dibawah rumah. Selain itu juga, pada umumnya dilakukan oleh orang tua ke anaknya, dalam menyampaikan pesan nasihat yang mengandung nilai-nilai norma beragama dan bermasyarakat. Seiring berjalannya waktu, sastra yang dituturkan dengan kemasan pantun yang terpola dan terstruktur membentuk sebuah kenjunan yang khas. Hingga kini, masyarakat pemiliknya pasti mengenal ciri kenjun dari masing-masing rejung tersebut. Setiap kenjun yang didengarkan, sudah dapat dipastikan bahwa kenjun tersebut adalah rejung milik masyarakatnya. Walaupun kenjun memiliki berbagai varian warna dalam menyajikan, tentu ciri pokok sebagai karakternya tidak dapat dihilangkan oleh pelakunya. Dengan demikian, seni rejung memiliki karakter tersendiri yang menyampaikan pesan melalui pantun menggunakan bahasa Semende, saat ini dilengkapi dengan alat musik yang berkesesuaian. Artinya alat musik sebagai pengiring, tidak mutlak pada alat musik tertentu, tergantung dari kebutuhan sang pelaku dalam menyajikan rejung diberbagai perlakuan.
Komentar